FKPT Bangka Belitung

Ngopi Coi ala BNPT dan FKPT Babel Bahas Soal Terorisme, Hoax dan Jurnalis

ASPIRASIBABEL.COM, Pangkalpinang, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), menggelar talk show Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia (Ngopi Coi), sebagai upaya pencegahan dan penanganan terorisme, Senin (9/11/2020) di Fox Haris Hotel Pangkalpinang.

Talk show ini dengan menghadirkan nara sumber yakni  Kasubdit Pengawasan BNPT Mochtar Chairil Anwar, praktisi media romo Willy Pramudya dan Faisal dari BNPT Babel serta pembawa acara Sri Wahyuni.

Kegiatan yang bertemakan Indonesia adalah kita tersebut, melibatkan aparatur kelurahan dan desa tentang literasi Informasi dalam rangka pencegahan terorisme.

Kasubdit Pengawasan BNPT Mochtar Chairil Anwar menyampaikan, salah satu penyebab terjadinya radikalisme dan terorisme belakang ini di sebabkan faktor kemajuan teknologi, yang tidak diikuti dengan penguatan literasi informasi yang baik.

Kesulitan membedakan hoax atau informasi benar dan salah, situasi ini menjadi semakin parah karena budaya masyarakat yang kebanyakan informasi yang mereka sebarkan terkadang mereka tidak membacanya sampai selesai.

"Masyarakat sangat mudah membagikan informasi tanpa melakukan penyaringan kebenaran informasi” ujarnya.

Undang-Undang no 15 tahun 2003 kemudian mengalami perubahan menjadi Undang-Undang 5 tahun 2018, di mana masyarakat yang mengajak atau memprovokasi terkait teroris akan dijerat hukum.

Sedangkan Willy Pramudya seorang narasumber dari latar belakang praktisi media ini mengajak masyarakat jangan cepat mempercayai informasi yang beredar di media sosial.

Saat ini perkembangan media online sangat pesat. "Mari kita lakukan penguatan literasi dengan membaca dahulu informasi, menyaring dan jangan mudah untuk menyebarluaskan informasi yang tidak bermanfaat dan kebenarannya masih di  ragukan.

Faisal dari FKPT Babel mengajak peserta yang hadir untuk membaca terlebih dahulu informasi yang masuk seperti media sosial maupun group whatsap untuk menyaring informasi itu.

"Jika informasi itu tidak bermanfaat jangan di sebarluaskan," ujar Faisal.

Kegiatan ini di ikuti oleh organisasi profesi jurnalis, pimpinan media atau wartawan, Humas Provinsi/Pemkab dan pihak desa/kelurahan. (Fer/Red).

Penulis: Fer
Editor: Red1
Photographer: Fer

Baca Juga