Dalam RUPS ini, dilaporkan keuangan konsolidasi yang telah diaudit tahun buku 2021, TINS berhasil membukukan kenaikan laba bersih 2021 sebesar 483% menjadi Rp1,3 triliun dibandingkan tahun 2020 yang rugi sebesar Rp341 miliar.

Pemegang saham juga sepakat soal pergantian direktur keuangan dan manajemen risiko dari  M. Krisna Sjarif ke Fina Aliani. Selain itu, Alwin Albar yang sebelumnya menjabat  Direktur Operasi dan Produksi diamanahkan menjabat Direktur Pengembangan Usaha. Posisi yang ditinggalkan Alwin kini dijabat oleh Purwoko. Sedangkan posisi Direktur Utama tetap dijabat Achmad Ardianto dan Direktur Sumber Daya Manusia masih dijabat Yennita.

Dalam laporan keuangan yang disampaikan pada RUPS, diketahui lonjakan laba bersih ditopang oleh penurunan beban pokok pendapatan. Sepanjang 2021, beban pokok pendapatan TIMAH turun 21%  menjadi Rp11,17 triliun dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp14,09 triliun.

Sementara, Berbanding lurus dengan laba bersihnya, EBITDA Perseroan naik 150% menjadi Rp2,90 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,16 triliun. Berkurangnya beban  finansial akibat  “deleveraging strategy” dan kemampuan Perseroan memilih sumber pendanaan berbiaya rendah menjadi salah satu faktor pendukungnya.

Indikator finansial lainnya yang menjadi parameter membaiknya kinerja TINS adalah rasio profitabilitas, yaitu Net Profit Margin (NPM) menjadi 9% (2020: minus 2%), Gross Profit  Margin(GPM) menjadi 24% (2020: 7%). Adapun rasio solvabilitas nampak dari Debt to Equity Ratio (DER) menjadi 82% (2020: 142%). Kas dan setara kas menunjukkan kenaikan  signifikan menjadiRp1,78 triliun dari tahun sebelumnya Rp807 miliar.

Produksi bijih timah tahun 2021 sebesar 24.670 Ton Sn atau turun 38?ri tahun sebelumnya sebesar 39.757 Ton Sn, di mana sebesar 46?rasal dari penambangan darat,  dan 54?rasal dari penambangan laut.

Pada tahun yang sama, produksi logam timah hanya mencapai 26.465 MTon atau turun 42?ri tahun 2020 sebesar 45.698 MTon. Dengan rerata harga jual logam timah yang  melesat 89% menjadi $32.619, Perseroan membukukan penjualan logam timah sebesar 26.602 MTon atau turun 52?ri tahun sebelumnya sebesar 55.782 MTon.

Sekretaris Perusahaan, Abdullah Umar Baswedan mengatakan melesatnya performa perseroan menjadi sebuah hadiah istimewa di tengah situasi pandemi, namun tak menyurutkan optimisme manajemen bahwa ke depan kinerja perseroan akan mampu lebih baik.

"Perusahaan akan fokus pada peningkatan volume produksi, dalam kerangka pencapaian target RKAP dan juga peningkatan produksi bijih timah berbiaya rendah dari  penambangan offshore agar profit margin yang optimal tetap dapat dipertahankan,” terang  Abdullah. (Red).