Perspektif

Masyarakat “Kagetan” Zaman Now

Masyarakat "Kagetan" Zaman Now

oleh: Feryandi Komeng

Presiden Kopi Indonesia

Marakanya informasi mengenai cara antisipasi penyebaran Virus Corona-19 (COVID-19) membuat sebagian masyarakat "Kagetan". Kagetan adalah situasi dimana masyarakat terlalu khawatir yang berlebih yang tidak di dukung dengan informasi dan pengetahuan yang benar terhadap cara mengantisipasi penyebaran Virus Corona-19 tersebut.

Dari awal saya memang tidak sepakat adanya kegiatan penyemprotan cairan disinfektan ke rumah-rumah warga dan penyemprotan ke tubuh manusia.

Saya justru lebih senang menyebutnya dengan "Ngelap" atau membersihkan tempat-tempat dengan kain dan cairan disinfektan atau membersihkan diri sendiri dengan mencuci tangan dan tubuh dengan sabun.

Tidak sedikit masyarakat yang menyemprotkan pintu dan dinding pagar, rumah bahkan sepanjang jalan dengan cairan disinfektan yang campuran cairan tidak jelas seperti itu air sabun, pemutih pakaian atau cairan lainnya

Saya sungguh sedikit bingung dengan pola antisipasi yang menurut saya tidak efektif dan justru bisa berbahaya jika terkena bagian tubuh manusia, terutama anak-anak.

Selain itu, daerah tertentu seperti di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akibat dari "Kagetan" masyarakat yang kurang utuh mendapatkan imbauan dan informasi sehingga membuat ketidaknyaman bahkan bisa membahayakan masyarakat itu sendiri.

Salah satu contoh sejak Seminggu terakhir, sebagian masyarakat kabupaten Sleman, Bantul dan sekitarnya memasang portal dan spanduk di pintu masuk dusun/dukuh. Sehingga pembatasan pintu masuk dan keluar ini merupakan upaya pencegahan yang kurang tepat.

Tidak sedikit jalan pintu masuk yang di portal penuh dan ada pintu masuk yang masih yang di portal dan di jaga oleh beberapa orang. Warga dusun itu sendiri jika setiap kali mau masuk di semprotkan cairan yang katanya cairan disinfektan. Sehingga membuat sebagain masyarakat gerah karena bisa membuat mata pedih dan baju basah, dan barang belanjaan jadi ikut basah karena semprotan tersebut.

Menurut saya alangkah baiknya, Ketua RT/Kasus/Kades/Pedukuhan memberikan sosialisasi melalui selebaran atau group Whatsapp desa terkait cara-cara membersihkan rumah dan menjaga diri agar terhindar dari penularan Virus Corona-19 dan setiap pendatang yang masuk ke kampung tersebut di buat kartu kunjungan atau pendataan bagi pendatang/masyarakat yang baru datang dari daerah lain.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melarang cairan disinfektan ini digunakan dengan cara menyemprotkan pada tubuh.

Menurut seorang ahli nutrisi dokter Tan Shot Yen, cairan disinfektan hanya untuk benda mati dan bukan untuk tubuh manusia.

"Disinfektan itu diperuntukkan untuk benda mati dengan perlakuan yang benar. Disinfektan tidak diperuntukkan untuk tubuh manusia," kata Tan kepada Suara.com, Minggu (29/3/2020).

Dikutif dari laman Kompas.com bahwa Ketua Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan bahwa cairan disinfektan tidak boleh disemprotkan ke tubuh manusia.

Menurut Wiku, ada cara lain yang dapat dilakukan jika ingin melakukan sterilisasi diri setelah beraktivitas di luar, tanpa harus menyemprotkan disinfektan ke tubuh.

"Metode pencegahan tersebut dapat diganti dengan selalu mencuci tangan, hindari menyentuh area wajah dan langsung segera mandi ketika sampai di rumah," kata Wiku dalam konferensi persnya di Graha BNPB, Jakarta, Senin (30/3/2020).

Setelah itu, baju yang digunakan saat keluar rumah bisa dicuci dengan sabun dan disetrika sambil disemprotkan cairan disinfektan hipokrolit.

Wiku mengatakan, cairan disinfektan tidak boleh digunakan pada tubuh manusia. Sebab, cairan tersebut bisa membahayakan kulit, mulut dan mata. Penggunaan cairan disinfektan bukan untuk benda mati (**).

Penulis: Red
Photographer: editor

Baca Juga